Tuesday, March 17, 2009

Paper Praktikum Geologi Dasar : Morfogenesa Eolian

Morfogenesa Eolian

Morfogenesa Eolian terbentuk akibat adanya pergerakan angin sebagai penyebab utama. Morfogenesa ini tidak dijumpai pada seluruh permukaan bumi. Morfogenesa ini hanya ditemukan pada tempat yang terbatas. Jika dilihat kedudukan tempat berdasarkan garis lintang, morfogenesa ini dapat dijumpai pada 30o-50o lintang utara dan lintang selatan. Jika dilihat kedudukan tempat berdasarkan keadaan geografisnya, morfogenesa ini dijumpai pada daerah gletser, aliran sungai besar, atau di daerah pesisir yang berhadapan langsung dengan samudera luas.

Selain angin, morfogenesa eolian juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya, seperti pasokan pasir yang kontinyu dan keadaan vegetasi di lokasi tersebut yang jarang. Interaksi di antara faktor-faktor tersebut akan menghasilkan bentukan-bentukan yang berbeda.

Bentukan yang paling sering di jumpai akibat pergerakan angin atau morfogenesa eolian berupa depresi atau cekungan seperti oase, wadi, dan bolson. Bentukan lainnya berupa pengendapan atau deposisi yang disebabkan oleh angin. Deposisi ini dibedakan atas dua bagian, yaiutu dune (timbunan pasir yang dapat bergerak) dan loess (daerah yang luas yang tertutup oleh material-material halus). Bentuk dari dune dipengaruhi oleh bentuk permukaan, arah angin, dan keadaan rintangan. Macam-macam tipe dune antara lain transversal dune, parabolic dune, barchan, lee dune, drift sand, seif dan star dune.

Keadaan geografis Indonesia yang berbentuk kepulauan sangatlah mendukung terbentuknya morfogenesa eolian. Terutama di daerah pantai yang berhadapan langung dengan samudera lepas, seperti pantai pada barat sumatera dan pantai pada selatan jawa. Contoh pantai yang intens terbentuk morfogenesa eolian adalah pantai Parangtritis.

Angin dalam proses erosi terdiri atas 2 cara, yaitu Abrasi (angin bekerja tanpa adanya butir pasir di dalamnya) dan Ablasi (angin bekerja jika ada butir pasir di dalamnya).

No comments:

Post a Comment