Proses-proses kimia, fisika, dan biologis mengakibatkan perubahan struktur-struktur dasar dari batuan-batuan yang sudah ada menjadi bagian yang lebih kecil. Kerap kali proses-proses fisika dan kimia mengakibatkan perubahan bentuk dari batuan-batuan yang sudah ada. Batuan-batuan yang telah mengalami proses-proses fisika, kimia, dan biologis ini disebut sebagai batuan sedimen. Secara singkat, batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses diagenesa dari material batuan lain yang telah mengalami sedimentasi. Sedimentasi adalah proses pengendapan suatu material melalui media air, udara, angin, atau gletser di suatu cekungan atau yang disebut lingkungan sedimentasi. Batauan sedimen merupakan jenis batuan yang paling banyak tersingkap di permukaan bumi.
Sedimentasi, proses pembentuk batuan sedimen, mencakup beberapa tahap, yaitu pelapukan, erosi, transportasi, dan deposisi.
Proses pelapukan mencakup pelapukan fisik dan pelapukan kimia.
Proses erosi dan transportasi dilakukan melalui media angin dan air.
Proses deposisi terjadi jika energi transportasi tidak mampu mengangkut partikel tersebut.
Berdasarkan kandungan karbonatnya, batuan sedimen dapat dibedakan menjadi dua. Batuan sedimen karbonat dan batuan sedimen non-karbonat.
Batuan Sedimen Karbonat
Batuan sedimen karbonat adalah batuan sedimen yang mengandung senyawa karbonat. Kita dapat mengetahui batuan sedimen tersebut mengandung karbonat atau tidak dengan melakukan uji HCl. Jika batuan tersebut mengandung karbonat maka akan terjadi reaksi yang menghasilkan busa. Jika tidak, tidak akan terjadi reaksi.
Batuan Sedimen Non-karbonat
Batuan sedimen non-karbonat adalah batuan sedimen yang tidak mengandung senyawa karbonat.
Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen terbagi menjadi dua. Batuan sedimen klastik dan batuan sedimen non-klastik. Klastik berasal dari kata klastos yang berarti broken atau rusak atau detritus. Secara harfiah, klastik berarti akumulasi partikel yang berasal dari pecahan batuan lain dan sisa rangka organisme.
Batuan Sedimen Klastik
Batuan Sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk akibat proses pengendapan secara mekanik ataupun litifikasi batuan-batuan yang telah ada sebelumnya. Batuan sedimen klastik banyak mengandung Allogenic Minerals (mineral yang terbentuk di lingkungan sedimentasi atau pada saat sedimentasi berlangsung). Allogenic mineral mempunyai daya tahan yang tinggi. Mineral ini berasal dari bataun yang telah ada yang telah mengalami tahap transportasi dan kemudian mengendap pada lingkungan sedimentasi. Beberapa contoh mineral ini, antara lain kwarasa, hornblende, biotit, plagioklas, kaolinite, montmorillonite, hydromuscovite, gypsum, kalsedon, hematit, siderit, limonit, dan garnet.
Batuan Sedimen Non-Klastik
Batuan sedimen non-klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk akibat proses kimia baik dari larutan ataupun aktivitas organik. Didalam batuan sedimen non-klastik banyak sekali dijumpai Authigenic mineral (mineral yang terbentuk di daerah cekungan atau lingkungan sedimentasi). Beberapa contoh Authigenic mineral yaitu gypsum, anhydrite, kalsit, dan halit.
Selain tersusun atas mineral-mineral, batuan sedimen juga tersusun atas fragmen batuan dan fosil.
Kristal-kristal pada batuan sedimen juga memiliki andil dalam pengklasifikasian batuan sedimen. Pengklasifikasian batuan sedimen berdasarkan ukuran kristal dilakukan oleh Howell dan Hirschwald. Pengklasifikasiannya sebagai berikut :
- Makrokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran lebih dari 0,75mm
- Mesokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran 0,2mm hingga 0,75mm
- Mikrokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran 0,01mm hingga 0,2 mm
- Kriptokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran lebihkecil dari 0,01 mm
Tekstur Batuan Sedimen
Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan yang berkaitan dengan butir sedimen, mulai dari ukuran butir, bentuk butir, hingga orientasi. Proses pembentukan batuan sedimen dapat kita lihat pada strukturnya. Dari tekstur, kita juga dapat mengintepretasikan lingkungan sedimentasi suatu batuan sedimen.
Tekstur Batuan Sedimen Klastik
Unsur-unsur tekstur batuan sedimen klastik, adalah sebagai berikut :
- Fragmen, butiran yang berukuran lebih besar daripada pasir.
- Matrik, butiran yang ukurannya lebih kecil daripada fragmen, dan mengisi sela-sela diantara fragmen, serta diendapkan bersama fragmen.
- Semen, material halus yang berperan sebagai pengikat. Semen diendapkan setelah fragmen dan matrik. Semen umumnya berupa silika, kalsit, sulfat, atau oksida besi.
Untuk mengukur ukuran butir pada batuan sedimen klastik digunakan skala Wentworth (1922).
Ukuran Butir (mm) | Nama Butir |
>256 64-256 4-64 2-4 | Bongkah Brangkal Kerakal Kerikil |
1-2 ½-1 ¼-½ 1/8-1/4 1/16-1/8 | Pasir Sangat Kasar Pasir Kasar Pasir Sedang Pasir Halus Pasir Sangat Halus |
1/16-1/256 | Lanau |
<> | Lempung |
Skala Wentworth
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran butir. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Jenis Pelapukan
b. Jenis Transportasi
c. Waktu / jarak Transport
d. Resistansi
Bentuk Butir
Bentuk butir batuan sedimen yang utama terdiri atas dua macam. Pertama, membulat (konglomerat). Dan kedua adalah meruncing (Breksi).
Tingkat kebundaran butir batuan sedimen klastik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor- faktor tersebut adalah sebagai berikut :
- Komposisi butir
- Ukuran butir
- Jenis proses transprtasi
- Jarak transport
Butiran dari mineral yang resisten akan berbentuk kurang bundar dibandingkan batuan yang kurang resisten. Butiran yang ukurannya diatas 64 mm akan lebih bundar dibandingkan yang berukuran lebih kecil. Jarak transport berpengaruh pada tingkat kebundaran. Semakin jauh jarak transport, maka akan semakin bundar.
Pemilahan atau Sortasi
Terdiri atas sortasi baik dan sortasi buruk.
- Sortasi baik, jika ukuran butir merata atau sama besar.
- Sortasi buruk, jika ukuran butir tidak merata, terdapat fragmen dan matrik.
Kemas
Kemas pada batuan sedimen klastik terdiri atas :
- Kemas terbuka, biila butiran tidak saling bersentuhan.
- Kemas tertutup, jika butiran saling bersentuhan.
Tekstur Batuan sedimen Non-Klastik
Pada umumnya batuan sedimen non-klastik terdiri atas satu jenis mineral atau yang biasa disebut monomineralik. Pembagian jenis-jenis tekstur pada batuan sedimen non-klastik biasanya dengan memperhatikan kenampakan kristal penyusunnya.
Macam-macam tekstur batuan sedimen non-klastik adalah sebagai berikut :
- Amorf, partikel-partikel umumnya berukuran lempung atau berupa koloid, non-kristalin
- Oolitik, tersusun atas kristal-kristal yang berbentuk bulat atau elipsoid. Berkoloni atau berkumpul, ukuran butirnya berkisar 0,25 mm - 2mm
- Pisolitik, memiliki karakteristik seperti oolitik, namun memiliki ukuran butir yang lebih besar, lebih dari 2mm
- Sakaroidal, terdiri atas butir-butir yang berukuran sangat halus dengan ukuran yang sama besar
- Kristalin, tersusun atas kristal-kristal yang berukuran besar
Ukuran butir kristal batuan sedimen non-klastik dibedakan atas :
- Berbutir kasar, dengan ukuran >5mm
- Berbutir sedang, dengan ukuran 1-5mm
- Berbutir halus, dengan ukuran <1mm
Struktur Batuan Sedimen
Secara umum, struktur batuan sedimen terbagi atas 2 macam
· Struktur Syngenetik, struktur ini terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan sedimen, kerap kali disebut sebagai struktur primer batuan.
· Struktur Epiginetik, struktur ini terbentuk setelah terbentuknya kekar, sesar, dan lipatan.
Struktur Sygenetik batuan sedimen terklasifikasikan atas dua bagian, karena proses fisik dan karena proses biologi.
· Karena Proses Fisik
1. Struktur Eksternal, kenampakan struktur batuan sedimen yang terlihat secara keseluruhan di lapangan. Contoh struktur eksternal, antara lain sheet, lensa, wedge, dan prisma tabular.
2. Struktur Internal, kenampakan struktur ini terdapat pada bagian dalam batuan sedimen. Macam-macam struktur internal adalah sebagai berikut :
- Perlapisan dan Laminasi
Perlapisan dan laminasi terbentuk karena terjadi perubahan fisik, kimia, dan biologi. Jika tebalnya lebih dari 1 cm, maka disebut perlapisan. Jika tebalnya kurang dari 1 cm, maka disebut laminasi. Macam-macam laminasi dan perlapisan :
a. Perlapisan / laminasi sejajar, lapisan / laminasi tersusun secara horisontal dan saling sejajar satu dengan yang lainnya.
b. Perlapisan / laminasi silang siur, lapisan / laminasi saling memotong satu dengan yang lainnya.
c. Grdaed Bedding, dimana butiran-butiran berubah secara gradual.
- Masif, Bila di dalam struktur sedimen tidak ada kenampakan mengenai struktur sedimen.
3. Kenampakan Pada Permukaan Lapisan
- Ripple Mark, bentuk permukaan bergelombang, karena adanya arus.
- Flute Cast, bentuk gerusan pada permukaan lapisan akibat aktivitas arus.
- Mud Cracks, bentuk retakan pada lapisan lumur, pada umumnya memiliki benmtuk poligonal.
- Rain Marks, kenampakan pada permukaan sedimen akibat tetesan air hujan.
4. Struktur Yang Terjadi Karena Deformasi
- Load Cast, lekukan yang timbul pada permukaan lapisan akibat beban yang ada diatasnya.
- Convolute Structure, liukan pada batuan sedimen akibat proses deformasi.
- Sandstone Dike and Siil, timbul karena pasir dapat terinjeksi pada lapisan sedimen yang di atasnya.
· Karena Proses Biologi
- Jejak (Track and Trail)
Track, merupakan jejak yang berupa tapak organisme. Sedangkan Trail adalah jejak yang berupa seretan bagian tubuh organisme.
- Galian (Burrow)
Merupakan lubang akibat dari akitivitas organisme.
- Cetakan (Cast and Mold)
Mold merupakan cetakan bagian tubuh organisme. Sedangkan Cast adalah cetakan dari Mold.
DAFTAR PUSTAKA
Nockolds, S. R. 1978. “Petrology for Student”. Cambridge : Cambridge University Press.
Wayan. 1997. “Diktat Praktikum Petrologi”. Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment